Ya sebuah pohon besar.
Pohon besar yang memberikan sebuah
inspirasi dan pelajaran bagiku dalam menghadapi kehidupan dunia yang
sangat kejam ini. Perjalanan melalui trotoar tanpa kita sadari sudah
melewati begitu banyak pepohonan. Namun selama ini kita belum sadar
bahwa begitu banyak hikmah hidup yang dapt kita ambil dari sebatang
pohon. Pohon besar seperti akasia, angsana, beringin, atau yang sedang
populer yakni trembesi ternyata membawa begitu banyak pelajaran dan
hikmah hidup bagi kita yang cermat dan peka terhadap ciptaan Allah SWT.
Ada beberapa pelajaran yang dapat saya ambil ketika sedang merenungi hikmah hidup dari pohon-pohon besar tersebut, antara lain :
1. pohon yang besar berasal dari sebutir biji yang sangat kecil.
Yah
pelajaran pertama ini sangat penting bagi kita. Kita yang menginginkan
menjadi “orang” harus banyak belajar dari sebatang pohon besar di
pinggir jalan. Untuk menjadi sebesar itu sebatang pohon beringin
berdiameter enam puluh inci tidak tiba-tiba menjadi besar. Tetapi pohon
tersebut menjalani proses yang sangat panjang dan berliku. Paling
penting adalah pohon sebesar itu pada awalnya hanyalah sebutir biji yang
ukurannya tak lebih dari sebesar tahi lalat. Namun biji kecil tersebut
dapat berkembang menjadi pohon yang sangat besar dan menghasilakan
begitu banyak buah yang mengandung banyak biji kecil lain.
Perkembangan
dari sebutir biji tidak dalam waktu yang singkat tetapi melewati
proses panjang. Waktu yang sangat lama akhirnya “membentuk” pohon itu
menjadi besar. Begitu banyak halangan dan rintangan yang dihadapi untuk
menjadi sebesar sekarang. Hikmah yang dapat kita ambil adalah bahwa
untuk menjadi “besar” kita harus melalui proses yang cukup panjang.
Justru yang sering terjadi banyak orang yang memiliki orientasi hanya
pada hasil dan bukan pada prosesnya. Walhasil ketika menghadapi
kegagalan kita akan sakit hati yang luar biasa jika berorientasi pada
hasil.
Budaya instan yang selama ini menggerogoti manusia
indonesia sudah sangat parah dan kritis. Orang hanya berfikir bagaimana
cara untuk mewujudkan suatu keinginan tanpa berfikir bagaimana cara
memperolehnya dengan jalan yang benar. Seringkali jalan irasional sering
ditempuh untuk mewujudkan keinginan mereka. Padahal jika kita
mengorientasikan hidup kita pada prosesnya maka ketika akan mengalami
kegagalan kita tidak akan merasakan sakit. Sebab sejak awal kita
menginginkan untuk menjalani prosesnya. Begitupun ketika kita mencapai
keberhasilan maka kita akan merasakan hal yang luar biasa menyenangkan.
Kita akan memperoleh dua hal yakni ilmu dari proses tersebut dan
keberhasilan yang kita genggam.
2. semakin tinggi pohon maka makin kencang pula angin yang menerpanya.
Mungkin
kalimat ini sudah sangat familiar bagi kita yang sering menghadapi
masalah dan curhat dengan orang lain. Orang lain sering menggambarkan
bahwa kita harus sekuat pohon yang semakin tinggi pohon tersebut maka
cobaan yang menerpa juga semakin besar. Menjadi masalah ketika banyak
orang yang tidak tahan ketika menghadapi sebuah ujian dan cobaan. Mereka
merasa ujian yang dihadapi menjadi semakin berat. Hal ini lumrah dan
wajar jika menghadapi masalah.
Teman wanita saya yang paling
bijak pernah berujar bahwa kita menghadapi ujian yang berbeda setiap
harinya, dan ujian tersebut akan menjadi semakin berat karena memang
kita telah melewati ujian sebelumnya. Karena kita berhasil melewati
rintangan yang ringan mengakibatkan kita merasa berat ketika menghadapi
masalah baru. Hal ini dapat dianalogikanseperti proses belajar kita di
waktu sekolah dasar. Tingkat kesulitan soal antara anak kelas satu
sekolah dasar dengan kelas tiga SMP sangat berbeda. Begitu pula dengan
hidup kita yang harus melalui kelas dua, tiga, empat dan seterusnya
barulah kita mencapai tahap yang kita tuju.
Paling penting dan
harus diingat adalah ujian tidak akan pernah berhenti selama bumi masih
berputar dan jantung kita masih berdegup. Pilihan kita hanya ada dua
kala menghadapi masalah yakni sabar dan tidak sabar. Sabar di sini
jangan diartikan sebagai definisi sabar sebagian orang. Sabar di sini
bukan berarti diam saja tanpa melakukan apa-apa. Sabar juga dapat
ditempuh dengan berusaha yang keras dan gigih setelah itu dilengkapi
dengan doa dan ikhtiar pada Allah SWT.
3. tumbuh menjadi besar, kuat, dan berguna bagi kita meskipun diabaikan oleh manusia.
Seringkali
kita merasa kesal ketika orang mengabaikan kita dan tidak memperhatikan
kita. Hal ini lumrah dan wajar sebab manusia memang sebagai makhluk
sosial dan membutuhkan perhatian dari sesamanya. Namun akan berdampak
buruk bila kita terlalu berharap pada perhatian orang. Kita akan merasa
kecewa ketika tidak ada memperhatikan kita. Layaknya sebuah pohon yang
diam membisu kita juga harus memposisikan diri sedemikian rupa. Ketika
manusia asyik dengan dunianya dan mengabaikan pohon itu sang pohon tetap
tumbuh dan berkembang. Meskipun tidak diperhatikan namun pohon itu
tetap tumbuh besar dan terus menaungi dan melindungi manusia kala panas
dan hujan.
Belajar bijak dari sebuah pohon kita dapat mengambil
intisari bahwa kita tidak selamanya harus tergantung dengan orang lain.
Sejak awal kita sudah harus membangun kemandirian diri. Bergantung pada
orang lain boleh saja namun jangan berlebihan, karena kita harus
menggantungkan harapan kita hanya pada Allah Rabb alam semesta ini.
Patut
dicermati bahwa pohon tersebut tidak pernah sakit hati dengan perlakuan
manusia. Manusia masih diizinkan untuk berteduh dan mengambil
ranting-rantingnya untuk kayu bakar. Inilah sikap yang seharusnya kita
contoh dari pohon. Yang sering terjadi adalah kita “ngambek” dengan
orang yang mengacuhkan kita. Kita menjadi tidak ramah dan cenderung
memusuhi orang itu. Tetapi contohlah pohon yang terus menebarkan cinta
dan kasih sayang kepada makhluk yang mungkin pernah menayakitinya.
4. memberikan perlindungan kepada makhluk lain.
Kita
cermati setiap pagi ketika matahari baru keluar dari peraduannya dan
memancarkan sinar temaram yang lembut di pagi hari. Kicauan burung yang
keluar dari sarangnya untuk mencari makan menyadarkan kita. Burung kecil
itu baru saja meninggalkan sarangnya yakni sebatang pohon tua yang
besar. Pohon tua itu memberikan perlindungan secara Cuma-Cuma kepada
burung kecil. Tanpa pernah berfikir bagaimana agar burung membalas budi
kebaikan yang ditawarkan oleh si pohon tua. Pohon tua yang tetap
terlihat kokoh di usia senjanya itu memberikan perlindungan bagi burung
kecil besarta anak-anaknya yang masih lemah dan tidak mampu untuk
terbang.
Bahkan yang luar biasa adalah pohon menawarkan makanan
berupa serangga kayu yang sangat lezat dan bergizi bagi anak-anak
burung. Tidak hanya burung ternyata begitu banyak makhluk hidup yang
tinggal di sana atas kebaikan si pohon tua itu. Berbagai macam binatang
mulai dari cicak, semut, laba-laba, serangga, lebah, ulat , sampai tupai
dan bahkan kera sekalipun ternyata memiliki keterkaitan dan keterikatan
dengan pohon. Satu hal yang patut dicermati adalah keikhlasan yang
dicontohkan oleh si pohon tua yang tidak pernah mengharapkan balsan.
Lain
lagi dengan manusia yang pola pikirnya sudah diracuni dengan pola pikir
ekonomis. Bahkan ada adagium sesat “tidak akan ada makan siang gratis
hari ini” yang membuat kita selalu berfikir tentang pamrih dan balasan.
Cobalah untuk mencontoh pohon besar itu yang ikhlas membantu makhluk
lain untuk tetap hidup. Ternyata tanpa mengharap balsanpun hewan tak
berakal tersebut ternyata lebih pandai membalas budi dari pada manusia.
Lebah turut membantu penyerbukan buah. Burung turut membantu membasmi
serangga yang merusak pohon serta menyebarkan biji pohon ke daerah lain.
Dan begitu banyak kebaikan yang dilakukan hewan yang ternyata lebih
bisa membalas budi dari pada manusia yang dibekali akal fikiran.
5. memberikan manfaat bagi manusia ketika mati.
Kematian
bukan akhir segalanya bagi manusia. Setelah kematian kita akan
dihadapkan pada kehidupan yang baru. Bagi sebatng pohon demikian pula
adanya. Kematian sebuah pohon ditandai dengan semakin banyaknya ranting
yang berguguran. Namun kematian bagi sebuah pohon adalah sebagai awal
kehidupan baru. Kehidupang yang mungkin belum pernah terbayngkn
sebelumnya. Entah menjadi meja, kursi, atau menjadi kayu bakar yang
habis oleh jilatan api. Namun satu hal yang patut dicermati bahwa
kematian sebatang pohon di satu sisi selalu dihadapkan dengan
kemanfaatan dilain sisi.
Belajar dari sebatang pohon tidaklah
salah. Selama ini kita sering menganggap keberadaan mereka tidak ada.
Akan tetapi jikalau kita cermati sebaik mungkin kita akan temukan
rahasia sukses hidup dari sebatang pohon.
Sumber : http://fatahilla.blogspot.com/2008/12/belajar-dari-pohon.html
Pasang Iklan Gratis
Popular Posts
-
“Allaahumma anta rabbii laa ilaa ha’illaa anta khalaqtanii wa ana abduka wa anaa alaa ahdika, wawa’dika mastatha‘tu a uudzu bika...
-
4717 (empat ribu tujuh ratus tujuh belas) font nieeeeeee..... download aj low btuh da 11 part 4717Font.part01.rar 4717Font.part02.rar ...
-
Team Viewer adalah salah satu aplikasi Remote PC via internet yang paling simple. Team Viewer untuk me-remote PC atau Laptop baik di d...
-
Perubahan microsoft word 2003 dan word 2007 sepertinya masih menyisakan sebuah masalah bagi beberapa pengguna. Termasuk say...
-
Kesempatan Dapat Jutaan Rupiah Dengan Entry Nama & E-mail YANG MAU SUKSES TANPA PERGI KE KANTOR ATAU PERUSAHAAN DENGAN TINGGAL ...
-
Ya sebuah pohon besar. Pohon besar yang memberikan sebuah inspirasi dan pelajaran bagiku dalam menghadapi kehidupan dunia yang sangat ke...
-
Sebelum membahas Cara Daftar id.ipanelonline.com , terlebih dahulu akan saya berikan sedikit gambaran mengenai program ini....
-
‘Uqbah bin ‘Amir z berkata: ثَلاَثُ سَاعَاتٍ كَانَ النَّبِيُّ n يَنْهَانَا أَنْ نُصَلِّيَ فِيْهِنَّ أَوْ أَنْ نَقْبُرَ فِيْه...
-
Sedikit cerita ya kawan?? 3 minggu kemarin banyak rekan* saya yg meminta saya untuk membelikan mouse, n di antara rekan saya ada yg sempet...
My Pesbuk
Pages
Lickz RiewantO. Diberdayakan oleh Blogger.
Pencarian
About Me
- DbuNk
- Sragen, Java, Indonesia
- it's me, it's me, this life and this is my reality just another person who can assess how and what of me with various weaknesses that always follow in the footsteps of my foot where the direction of my life!
0 komentar:
Posting Komentar